twitter

           

Bahagia tapi melelahkan, melelahkan tapi bahagia. Kurang lebih begitulah acara wisuda. Alhamdulillah tanggal 30 juli 2011 ini aku wisuda. Aku ingin berbagi cerita tentang wisudaku.

          Malam ini, ku matikan lampu kamarku. Ku ganti dengan lampu biru yang menyala redup yang mebuat suasana kamarku menjadi terasa nyaman untuk melamun.hihi. Ku putar music music slow akustik yang berasal dari komputer  kesayanganku yang aku sambukan ke speaker kebanggaanku sehingga memperkuat lamunanku untuk mengingat banyak kejadian yang menarik yang baru bisa aku tulis sekarang.

Aku berangkat pagi, pagi sekali. Ini karena sifat ayahku yang sangat menghargai waktu. Darinyalah kami dua  saudara didik untuk belajar tidak membuang buang waktu. Denga kata “cepat cepat cepat” selalu membuat kami  terburu-buru hingga kecil. Efeknya adalah sekarang, kami berempat sangat menghargai waktu. Tapi sekarang ayah terus mendidik kami dengan kata “cepat cepat cepat”nya itu. Walaupun terasa sangat membosankan karena kami sudah bukan anak kecil lagi. Tapi tak apalah, biarkan nasehat itu menjadi selingan telinga kanan telinga kiri ini.
          
  Tak lama aku, kakak , ayah, dan ibuku pun sampai di tempat pelaksanaan wisuda. Baru keluar dari mobil, saya  udah dihadang oleh fotografer jadi jadian. Tapi ku sempatkan foto sekali sebelum wisuda dimula kareana kakak dan ibuku ingin berfoto sebelum acara dimulai.. tapi ayah gak mau difoto,,, gak asik ah… tapi ibuku dan kakak berfoto…


        Pertama tama yang harus dilakukan oleh para wisudawan dan wisudawati ketika datang di acara ini adalah presensi. Setelah melakukan presensi, saya mengambilkan snak untuk orang tua saya. Setelah itu saya berpisah dengan mereka. Saya pun mulai berkeliling tidak jelas, mencari seorang teman yang bisa diajakin ngobrol sambil menunggu acara ini dimulai.

            Persis seperti orang linglung, saya celinga celingu mencari teman. Tidak ada teman satu jurusan, saya pun gabung dengan anak anak wisuda lain yang waktu itu beberapa diantara ada yang saya kenal. Tak lama kemudia barulah saya berhasil menemukan segrombolan anak PMAT. Dan dengan tanpang sok cool saya, saya beragabung dengan mereka.

          Jam 7.30  lebih barulah kami para wisudawan dan wisuda wati bisa masuk kedalam ruangan aduitorium A yang digunakan pelaksanaan acara wisuda ini. Saya melihat sekeliling, ku perhatikan semua wajah yang tersenyum itu. Ini kah kebahagian atas kelulusan anak anak mereka?? Itukah senyum mereka atas keberhasilan mereka?? Itulah wisuda, semua orang berbahagia di sini, di dalam ruangan ini.

           Setelah kami menempati tempat duduk masing masing yang sudah bernomer sesuai dengan nomer absen kami. Tak lama kemudia, rector , para dekan, para kajur, memasuki ruangan dengan diawali hentakan gampelan jawa yang berbunyi seperti jatilan tong deng tong .deng tak deng tak .hehe.. untung aja gak adayng kesurupan… hihii. Bagi saya yang pertama kali mengikuti acara ini, saya merasa cukup unik dengan gampelan itu. Sesakral itukah suara gampelan jawa  tersebut dalam acara wisuda??

           Ada 500  lebih orang yang akan diwisuda kali ini. Angka yang cukup banyak untuk menunggu, menanti nama saya untuk dipanggil. Semoga nama saya bukanlah berada di akhir dari daftar 500 orang tersebut. Tak lama kemudia nama saya dipanggil. Dan sambil tersenyum mesem mesem saya menuju kedepan untuk dipindahkan tali topi toga saya dari kiri ke kanan
.
            Ada beberapa keunikan dalam wisuda kali ini. Ada 7 kurang lebih anak dari cina. Lucu saat salah satu anak cina berpidato ,,, suasana menjadi ricuh dengan senyum semua yang ada di hall JEC..
           
         Dibagian akhir dari wisuda kali ini adalah sambutan dari bapak rektor kami. Ternyata, setelah sekian lama saya kuliah disini, ini adalah pertama kalinya saya melihat secara langsung wajah rektor saya. Dan setelah mendegarkan pidatonya, ternyata rektor saya seorang yang kaku dan selalu serius… serem ah lihat nya..hehehe

  Selesailah sudah acara wisuda ini.

Selasa, 09 Agustus 2011 | 0 komentar | Label:

0 komentar:

Posting Komentar